BismillaahirRahmaanirRahiim
Tanya : Apakah pikiran buruk berasal dari setan atau
dari murid sendiri ?
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani :
Ketika kalian menerima bay’at dari syaikh, maka
beliau harus mengosongkan kalian dari segala perilaku
buruk yang kalian miliki selama kalian tumbuh dewasa.
Itulah mengapa jika seorang anak kecil datang pada
syaikh dan tumbuh dalam lingkungan cinta syaikh, dia
merasa tidak ada yang salah terhadap semua yang
dilakukan oleh syaikh. Karena dia dibesarkan dengan
cinta dan perilaku yang baik. Namun bila yang datang
pada syaikh adalah orang dewasa yang sebelumnya dia
dibesarkan dengan berbagai kritikan dan perilaku buruk
maka hal itu masih tersimpan dalam hatinya.
Pada saat bay’at, syaikh mengosongkan hatinya dari
semua trauma keburukan itu. Seperti komputer yang
berisi berbagai macam informasi. Syaikh mengosongkan
semua itu ketika kalian duduk di dekat beliau. Itulah
sebabnya mengapa Mawlana syaikh Nazim mengatakan
ketika pertama kali tiba di Fenton, Michigan : “ Duduk
bersamaku selama satu jam lebih penting daripada
mendengarkan pidatoku.”
Yang terpenting adalah mengosongkan hati dari segala
macam kegelapan dan mengirimkan cahaya di hati kalian.
Mengapa seorang syaikh melakukan sohbet dan dzikir ?
Niat sebenarnya bukanlah untuk memberikan nasihat atau
dzikir, tetapi agar murid-muridnya duduk bersama agar
beliau dapat mengalirkan cahaya dan mengeluarkan
kegelapan di dalam hati mereka.
Sebagaimana yang sering orang katakan, kelakuan buruk
muncul dari pikiran bawah sadar menuju ke pikiran
sadar. Bila muncul dari dalam hati maka kemudian dia
menuju ke dalam pikiran. Jika sampai pada pikiran maka
kalian mengingatnya dan mengalami pikiran-pikiran
buruk tersebut.
Dalam hati ada 5 tingkatan : qalb, sirr, sirr as-sirr,
akhfa, khafa. Diantara qalb dan sirr ada sebuah
‘celah’ dimana setan dapat memasukkan bisikannya, dan
dia tidak bisa memasuki yang lainnya. Inilah sebuah
“tempat transaksi” dimana semua kelakuan dan pikiran
buruk bersembunyi. Ketika syaikh membawa
bisikan-bisikan’ itu kedalam hati, maka hatipun
mengenalinya, jika hati mengetahuinya, pikiranpun
mengetahuinya.
Jika hal ini timbul, maka segala macam ‘penyakit’ dan
pikiran buruk tentang syaikh pun terangkat ke
permukaan. Jika kalian tidak mempunyai pikiran-pikiran
itu, syaikh membawa pikiran-pikiran dan ‘penyakit’
lain. Jika kalian tidak memikirkan hal itu, beliau
ambil yang lain lagi. Berpikir akan menghalangi
kalian. Dan harus dikeluarkan di kesempatan yang lain.
Jika pikiran-pikiran buruk datang, segera dan selalu
ucapkan : Astaghfirullah. Satu-satunya obat bagi
pikiran-pikiran buruk adalah : Astaghfirullah,
astaghfirullah, astaghfirullah… bahkan jika kalian
harus mengucapkannya didepan syaikh ribuan maupun
jutaan kali, ucapkan astaghfirullah. Walaupun kalian
tidak paham akan pidato yang disampaikan syaikh, tidak
masalah. Teruslah mengucap astaghfirullah , karena
yang terpenting adalah menunggu saat syaikh memberikan
sinar di dalam hati kalian.
Berusahalah untuk selalu memerangi pikiran buruk,
seperti yang terus aku lakukan. Suatu hari Mawlana
syaikh Nazim berkata “Saat yang membahagiakan bagi
seorang syaikh bukanlah ketika melihat muridnya
ibadah, dzikir, menghadiri suhbah, ataupun puasa.
Namun ketika beliau melihat ke dalam hati muridnya,
dan tidak ditemukannya prasangka buruk akan syaikhnya”
Begitu susahnya hal itu sampai dibandingkan dengan
ibadah-ibadah utama lainnya Kita harus berhati-hati
akan hal ini, khususnya terjadi dalam melaksanakan
khalwat.
Bahkan jika kalian tidak punya pikiran buruk akan
syaikh sebelumnya, namun ketika masuk dalam ruang
khalwat, segala macam pikiran buruk dan merusak
tentang syaikh menyerang kalian. Kalian bahkan tidak
pernah membayangkannya hal itu bisa muncul dalam
khalwat, kadang bahkan muncul dalam penampakan fisik.
Seperti yang kami katakan sebelumnya, syaikh-lah yang
memunculkan hal ini. Jika mereka muncul, buanglah
jauh-jauh dan jangan mengejarnya atau mendengar apa
yang dikatakannya.
Jika mereka katakan : “ Hati-hatilah syaikh mencoba
menipumu…” apa yang kalian harus jawab ? kadang kita
menjawab dengan : “ Tapi syaikh tidak pernah
menipuku.” Yang harus kalian katakan hanyalah :
Astaghfirullah!
Jangan mengatakan : “tidak !” dan jangan memberi
alasan, karena Ego akan menyeret kalian dengan
mengatakan “tetapi….” Dan mengecoh kalian sampai
kalian terdorong ke pojok dan akhirnya memaksa kalian
mengatakan,” ya, kamu benar.”
Segera setelah pikiran-pikiran buruk itu muncul,
katakan : “ Aku tidak mau mendengarnya. Aku ingin
mendengar Tuhan-ku, aku ingin mendengar Nabiku dan aku
ingin mendengar Syaikhku. Aku tidak akan
mendengarkanmu, hei ego-ku!”
Karena pikiran buruk berasal dari ego atau dari setan,
mengapa harus didengarkan ? Mengapa kita tidak
mendengarkan pikiran-pikiran baik yang berasal dari
Tuhan, Nabi dan Syaikh ? kalian tahu diri kalian
sendiri dan mana yang harus dipilih. Ego kalian tidak
akan memberi kesempatan kalian untuk mencintai syaikh.
Jadi lupakan saja.
Wa min Allah at-tawfiq bi hurmat al-Fatiha
wassalam, arief hamdani
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar